
Penyerang anyar AC Milan, Krzysztof Piatek, tampil luar biasa dengan mencetak dua gol pada laga Perempatfinal Coppa Italia 2018-2019 kontra Napoli. Penampilan ciamik itu dipuji setinggi langit oleh kapten I Rossoneri, Alessio Romagnoli.
Piatek langsung membuktikan kepantasannya menghuni daftar susunan pemain AC Milan sejak awal. Pria berusia 23 tahun itu mencetak dua gol dengan proses yang hampir mirip, yakni menggiring bola masuk ke kotak penalti, sebelum melepaskan tembakan keras.
Dua gol tersebut diciptakan Piatek di babak pertama. Ia tidak sempat mencetak hattrick karena keburu diganti oleh Patrick Cutrone pada menit ke-79. Meski begitu, apa yang ditunjukkan mantan striker Genoa itu sudah luar biasa.
Kami benar-benar menguasai jalannya pertandingan selama 90 menit. Kami memulai dengan baik bersama dengan Krzysztof Piatek. Saya memujinya karena penampilan luar biasa, lalu kami berhasil mengontrol laga.
Sekarang kami tinggal menunggu siapa lawan di semifinal,” imbuh pemain berusia 24 tahun tersebut.AC Milan kini menunggu hasil laga perempatfinal antara Inter Milan vs Lazio yang akan berlangsung pada Jumat 1 Februari 2019. Romagnoli dan kawan-kawan kini harus langsung fokus ke Liga Italia 2018-2019 karena sudah ditunggu AS Roma pada akhir pekan.
Tak salah AC Milan menggaet Krzysztof Piatek dari Genoa. Pemain asal Polandia itu berhasil membawa Milan lolos ke semifinal Coppa Italia usai mengandaskan perlawan Napoli.
Saya mengharapkan malam seperti ini. Ini adalah debut yang luar biasa Saya katakan, siap dan hari ini saya mencetak dua gol. Dua gol yang bagus, walaupun keduanya berbeda. Sebelum pertandingan saya berbicara dengan Laxalt dan Borini, saya meminta mereka untuk mengirim bola panjang dan tinggi karena saya lebih suka itu.
Sukses Piatek ini juga mendapatkan apresiasi dari sang pelatih, Gennaro Gattuso. “Piatek berhasil mencetak gol dari kondisi yang mustahil. Dia adalah penembak jitu mematikan di sepertiga akhir. Kami senang memilikinya, tetapi harus memberi selamat kepada seluruh tim, karena kami dapat menderita dan bertahan sebagai satu kesatuan. Setelah itu, Piatek membuat perbedaan.