
AGEN BOLA & CASINO ONLINE
Tingkah konyol dan malas-malasan yang kerap ditunjukkan striker anyar Liverpool, Mario Balotelli nyatanya berhasil menghadirkan spekulasi. Kali ini legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff yang menilai hal tersebut lantaran kurangnya pendidikan.
Penyerang berusia 24 tahun itu resmi menjadi milik si Merah di awal musim ini, setelah mahar sebesar 20 juta euro diterima mantan klubnya, AC Milan. Kehadiran pemain yang akrab disapa Balo itu, tak lain guna menggantikan peran Luis Suarez yang memutuskan hengkang ke Bacelona.
Alih-alih menjadi solusi atas kepergian El Pistolero -julukan Suares-, Balo malah cenderung menjadi penyebab raihan minor The Reds di beberapa pertandingan. Bukan tanpa sebab, mengingat hingga Premier League memasuki pekan ke-11, si Bengal belum mampu mencetak sebuah gol pun.
Hal tersebut sontak membuat ekspektasi tinggi para Liverpudlian (sebutan pendukung Liverpool) pada diri Balo kian menurun. Terlebih lagi saat melihat tingkah pemain berjuluk Super Mario, yang terkesan malas-malas untuk menampilkan permainan terbaiknya.
BANDAR BOLA TERPERCAYA
Menanggapi kondisi tersebut, Cruyff menyakini performa naik-turun Balo ditenggarai oleh latar belakang pendidikan di masa kecilnya. Hingga kerap memperlihatkan tingkah konyol, baik di dalam maupun di luar lapangan.
“Apa yang saya pikirkan tentang Balotelli sebagai pesepakbola dan sebagai seorang pria? Kami selalu berbicara tentang pemain, saya lebih suka berbicara tentang pendidikan orang tersebut. Balotelli tidak berperilaku baik dan kita harus bertanya kenapa,” jelas Cruyff kepada samsungbola, Selasa (11/11/2014).
“Bagi saya jika seseorang tidak berpendidikan, dia tidak akan bermain bagus. Bagi saya itu bukan kesalahan dari pemain, tapi tim yang membuat dia bermain. Masalahnya bukan Mario, tapi pendidikan yang diberikan kepadanya. Jika dia dididik dengan cara tertentu, ia tidak akan berperilaku seperti ini,” lanjutnya